Senin, 29 Februari 2016

Silaturahim Dengan Guru

Kemarin pagi saya mendapat sms dari salah seorang teman yang berbunyi,
"Pagi mas wiwid, lg sibuk nggak. Papapku ada d bandung mas sampai hr rabu nemenin aku sidang. Mgkin klo ada waktu bisa bertemu mas."

SMS itu datang dari temanku bernama Yugo, usianya jauh di bawah saya, namun kita ada ikatan karena kami berasal dari kota kelahiran yang sama, Jember, kami berasal dari SMA yang sama, SMA Negeri 1 Jember, dan kami berasal dari almamater yang sama, Psikologi UNPAD.

Ayah Yugo adalah guru seni di SMAN 1 Jember. Beliau adalah salah seorang guru yang saya hormati, dan banyak memberi dukungan kepada kami dalam menjalankan aktifitas diluar kurikulum sekolah. Sebagai bentuk penghormatan saya, saya memutuskan untuk menemui beliau sore ini, setelah selesai meeting di Co&Co.

Alhamdulillah, Pak Adi, Ibu dan Yugo dalam keadaan sehat, masih tampak muda, sama seperti waktu masih mengajar saya di kelas dulu. Tanpa sadar pembicaraan kami pun mengalir lancar mulai dari membicarakan kegiatan sehari-hari sampai membahas kurikulum pendidikan. Ternyata kami nyambung ngobrolnya. ^_^

Bagi saya pribadi, sosok guru seperti beliau ini adalah guru yang bersahaja namun mau memahami kebutuhan siswa-siswinya yang beragam, pendekatan yang dilakukan ketika mengajar pun sangat demokratis.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih atas pendidikan yang telah bapak berikan kepada saya dulu di bangku SMA, yang manfaatnya masih terasa hingga hari ini. Semoga itu menjadi catatan amal untuk bekal bapak di akhirat nanti. Aamiiin...



Minggu, 28 Februari 2016

Jangan Takut Bermimpi Walau Sedang Bekerja

Ketika masih bekerja dulu, untuk menyegarkan pikiran kembali saya suka ambil cuti 1 hari dan kemudian melakukan banyak hal diluar kebiasaan di hari itu. Salah satu kegiatan yang saya pernah saya lakukan di hari cuti saya adalah keluar dari rumah dengan berjalan kaki, membeli koran pagi, pergi ke tempat orang berjualan makanan untuk sarapan, lalu sambil menikmati sarapan pagi, saya menikmati bacaan koran pagi saya. Saya melakukan itu tanpa batas waktu, artinya demikian rileks, hingga bisa jadi saya kembali ke rumah untuk mandi pagi menjelang pukul 12 siang. Perasaan senang ketika melakukan hal itu terekam kuat di benak saya.

Kebanyakan orang yang bekerja, dia baru akan mengambil cuti bila ada keperluan, baik keperluan pribadi maupun keluarga. Diluar itu biasanya seseorang akan fokus dengan pekerjaannya. Sebagai orang mudah bosan, pikiran saya selalu berkelana ke mana-mana di saat jam kerja. Tak jarang saya pun merasa seperti kehabisan energi hingga membutuhkan memejamkan mata sejenak di siang hari.

Saya masih ingat suatu ketika pernah mengatakan ini pada kakak Dvn ketika mengantarnya pergi ke sekolah.
"Kak, kamu senang tidak seandainya setelah Ayah jemput kamu pulang sekolah, kita tidak langsung pulang melainkan pergi makan siang bersama-sama."

Jawaban kakak ketika itu, "Senang sekali." Sambil tersenyum senang.

Beberapa waktu kemudian, kakak Dvn, bertanya,"Ayah kapan kita pergi makan siang bersama, setelah aku pulang sekolah?"

Saat itu saya masih mengatakan,"Belum sekarang Nak, nanti Insya Allah."

Beberapa waktu yang lalu saya sudah mewujudkan cita-cita saya tersebut, saya berhasil mengajak kakak Dvn pergi setelah saya jemputu dari sekolah. Bukan untuk makan siang, melainkan untuk membeli sepeda. Subhanallah... Alhamdulillah.

Disini saya semakin percaya, apapun yang pikiran Anda bisa bayangkan, Anda bisa wujudkan.

Jangan takut untuk bermimpi dan bermimpilah BESAR!

Salam!


HashOcean

Sabtu, 27 Februari 2016

Renungan 1/3 Malam

Di 1/3 malam ini, Minggu 28 Februari 2016, ijinkan saya berbagi pengalaman pribadi saya yang telah merubah kehidupan yang saya jalani.

Dulu, ketika masih bekerja di kantor, saya hanya mengetahui bahwa peluang saya untuk mendapatkan penghasilan hanya 2 kali dalam 1 bulan. Pertama tanggal 10, dari tunjangan transport yang diberikan oleh tempat saya bekerja dan tanggal 25, hari gajian. Di luar itu saya tidak punya petunjuk dari mana lagi saya dapat memperoleh penghasilan.

Sampai suatu ketika, saya mencoba jujur merasakan kegelisahan diri saya. Kegelisahan bahwa sesungguhnya dari waktu yang saya miliki setiap hari, seharusnya saya dapat melakukan sesuatu yang lebih, untuk mendapatkan hasil yang lebih. Kegelisahan ini berlangsung cukup lama, sampai akhirnya saya berani benar-benar jujur mencoba menjawab kegelisahan hati tersebut. Saya kemudian membebaskan imajinasi saya. Semua imajinasi yang pernah terbentuk tentang bagaimana diri ini ingin bekerja, saya panggil kembali, saya munculkan dalam teater pikiran saya.

Muncullah gambaran tentang diri yang berada di rumah, mengurus rumah tangga bersama istri dan anak-anak. Menghabiskan waktu secara penuh untuk mendidik, dan merawat seluruh anggota keluarga, menikmati hidup yang berlandaskan agama Islam. Segera hadir di Masjid ketika seruan adzan berkumandang. Semua gambaran itu dapat saya lihat dengan jelas di dalam teater pikiran saya. Somehow, saya tidak tahu bagaimana cara untuk mewujudkannya, sampai suatu ketika Allah mengirimkan jawabannya.



Hari ini, saya mencoba melihat lagi perjalanan hidup saya, dan saya sampai pada satu titik penuh keyakinan bahwa saya bisa meraih lebih daripada yang sebelumnya. Alhamdulillah. Ternyata belenggu terbesar ada dalam diri, terutama pada pikiran kita. Lepaskan belenggu itu dan bersiaplah untuk melompat lebih tinggi. Hari ini saya bisa mendapat penghasilan sebagaimana saya perlukan.

Tak ada hal lain yang bisa saya ucap, selain alhamdulillah.

Salam.


HashOcean

Jumat, 26 Februari 2016

Pengalaman Berbagi Di Kelas Inspirasi




Tanggal 24 Februari 2016 lalu merupakan #HariInspirasi bagi kami para pengajar di #KelasInspirasi Bandung 4. Jujur, saya pribadi sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena saya ingin turun tangan langsung berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya di tingkat dasar. Ini adalah pengalaman pertama, namun sekaligus pengalaman yang membuat saya ketagihan ingin mengulanginya di lagi di tahun depan atau di kesempatan kelas inspirasi berikutnya.

Bagi saya, memiliki kesempatan bertemu dengan teman-teman baru, sesama relawan inspirator sungguh sangat memberikan suplai energi positif yang melimpah ruah. Saya bersyukur sekali. Kami datang dari berbagai latar belakang yang berbeda, namun memiliki satu tujuan yang sama. Disinilah saya belajar bahwa seharusnya sebuah organisasi bergerak untuk mencapai tujuan itu seperti gerakan Indonesia Mengajar dengan Kelas Inspirasinya. Kami semua bergerak bersama-sama dengan antusias tanpa mengharap imbalan materi apapun. Kami semua bersedia berkorban untuk mempersiapkan materi ajar terbaik yang masing-masing dari kami bisa persiapkan.

Mungkin sebagian dari kita pernah sekelebat bermimpi ingin menjadi super hero atau pahlawan. Akhirnya saya bisa merasakan perasaan itu ketika berhasil menuntaskan tugas sebagai inspirator di #HariInspirasi. Ya Allah... akhirnya saya mampu melakukan sesuatu untuk menyalakan api harapan di benak adik-adik kami, generasi penerus bangsa ini. Sebuah perasaan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata.

Pada kesempatan kelas inspirasi kali ini saya mencoba berbagi pengalaman saya ketika menempuh pendidikan sarjana Psikologi di Universitas Padjadjaran, apa manfaat yang saya dapat dari ilmu yang saya pelajari dan profesi pilihan saya sebagai Digital Entrepreneur. Sebuah profesi yang relatif masih baru dan menurut saya sangat layak untuk saya bagikan kepada anak-anak kelas inspirasi.

Saya tidak bisa cerita lebih banyak lagi, saya sarankan bagi para pembaca, coba ambil kesempatan untuk bergabung dengan Kelas Inspirasi berikutnya. Silakan pilih kota yang nyaman untuk Anda berpartisipasi. Saya malah punya impian baru, saya ingin mengikuti #KelasInspirasi di kota lain, seperti kota Merauke misalnya. Insya Allah, suatu saat nanti saya akan lakukan hal itu.

Kelas Inspirasi 'Bangun Mimpi Anak Indonesia'.




HashOcean

Rabu, 24 Februari 2016

Jenjang Karir Pilihan

Dulu ketika baru masuk dunia kerja, saya sangat peduli dengan yang namanya jenjang karir. Saya berusaha keras untuk mendapatkan informasi yang benar tentang jenjang karir yang mungkin saya daki, di tempat saya bekerja.

Jenjang karir yang saya lihat dan pahami secara sederhana saat itu adalah sebagai berikut:
Kita bergabung sebagai entry level staf / Officer.
Lalu naik ke level Supervisor
Lalu naik ke level Manager
Lalu naik ke level Director

Namun pada kenyataannya bisa terlihat seperti ini:
Junior Officer - Officer - Senior Officer - Asisstant Manager - Deputy Manager - Manager - Senior Manager - Deputy Assistant General Manager - Assistant General Manager - General Manager - Senior General Manager - Deputy Director - Director - President Director

Weh... cukup panjang juga ya jenjang yang harus saya lalui, jika saya bekerja dominan menggunakan otak kiri saya. Bisa pembaca bayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai puncak jenjang karir tersebut, yang sama-sama kita ketahui, tidak banyak orang bisa duduk di sana, mengingat bentuk strukturnya yang piramida.



Saya mengamati masih banyak orang yang bekerja dominan menggunakan otak kiri, dan mau mengikuti jenjang karir yang disediakan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Tidak salah dengan itu, namun demikian tidak ada salahnya pula bagi seseorang untuk belajar mengoptimalkan otak kanannya dalam bekerja.

Namun apa yang terjadi ketika saya bekerja dominan menggunakan otak kanan? Mau tahu? Jenjang karir saya berubah menjadi seperti ini:
Owner / Founder.
Jenjangnya menjadi singkat. ^_^

Perbedaannya di jenjang karir yang pertama, saya relatif masih pasif, menerima apa yang diberikan oleh perusahaan tempat saya bekerja, sedangkan di jenjang karir kedua, saya jauh lebih aktif dan kreatif.

Jenjang karir mana yang Anda pilih?
Semua terserah Anda karena hidup ini adalah perpindahan dari satu pilihan ke pilihan yang lain.

Salam!


HashOcean

Sabtu, 20 Februari 2016

Menjadi Mentor Mahasiswa Psikologi UNPAD








Mentoring adalah sebuah kegiatan yang saya kenal pertama kali ketika duduk di bangku kuliah. Sebagai mahasiswa baru saya wajib ikut kegiatan mentoring, dibimbing oleh kakak-kakak angkatan. Ternyata pengalaman terlibat sebagai peserta mentoring pada awalnya berkembang menjadi ingin terlibat sebagai mentor di kemudian hari.

Sejak tahun 2014, IKAPSI UNPAD bersama dengan BEM FAPSI UNPAD melakukan kegiatan Mentoring Mahasiswa Psikologi UNPAD, dengan beberapa bidang peminatan seperti Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan dan Psikologi Industri & Organisasi. Alhamdulillah saya mencoba terlibat sejak awal, dengan motivasi ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman serta mencoba tetap punya kontak dengan adik-adik Mahasiswa yang kini sudah sampai di angkatan 2013 sebagai Mentee-nya.


Satu hal yang suka dari kegiatan Mentoring ini adalah bercerita berbagi pengalaman di depan kelas yang terdiri dari adik-adik Mentee, sebagaimana yang saya lihat dari para Guru dan Dosen di kampus dulu. Rasanya bagi saya pribadi sangat menyenangkan. Tidak ada materi yang bisa saya dapat dari kegiatan ini, namun saya merasa kegiatan ini bisa menjadi tabungan amal saya untuk di akhirat kelak.




HashOcean

Selasa, 16 Februari 2016

Tinjauan Psikologi: Seseorang Yang Kehilangan Pekerjaan

Ide tulisan ini muncul karena di awal tahun 2016 ini saya banyak membaca berita tentang "Pemutusan Hubungan Kerja" di banyak perusahaan terkemuka. Hal yang disoroti adalah bagaimana tindakan pemerintah, bagaimana reaksi karyawan yang biasanya diekpresikan dengan demonstrasi menuntut ini-itu ke pemerintah, namun jarang sekali yang menuliskan tentang apa yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang kehilangan pekerjaan tersebut untuk bangkit lagi.

Pada kesempatan ini, saya akan melakukannya. Dalam kurun 9 tahun terakhir pengalaman saya bekerja di perusahaan, saya sudah mengalami 2 kali kehilangan pekerjaan. Bukan sebuah pengalaman yang menyenangkan, namun saya mencoba kilas balik apa saja yang saya hayati secara psikologis ketika menghadapi hal itu.

Kehilangan pekerjaan menurut saya merupakan salah satu 'catasthropic event', bencana kehidupan atau namun belum sampai pada kiamat kecil. Mengapa? Karena kalau sudah terjadi kiamat kecil, berarti kehidupan seseorang sudah terhenti alias sudah meninggal. hehehe...

Bencana kehidupan ini tentu akan mengguncang kondisi psikologis seseorang. Pada awalnya ketika mencoba masuk dunia kerja, saya adalah pribadi yang optimis dan terbuka, selalu ingin mempelajari hal baru dan bersedia bekerjasama dalam sebuah kelompok. Pada saat saat mengalami kehilangan pekerjaan yang pertama, saya mengalami rasa TAKUT dan CEMAS yang luar biasa tentang masa depan saya yang tiba-tiba menjadi gelap saat itu. Saya membutuhkan waktu menenangkan diri. Disaat seperti ini dukungan penuh dari seorang istri amatlah dibutuhkan.

Setelah mampu menguasai diri, saya pun mencoba untuk mengumpulkan rasa PERCAYA DIRI yang sempat hancur. Harus memompa lagi SEMANGAT dan KEBERANIAN untuk mencoba menebarkan surat lamaran pekerjaan agar dilirik oleh Perusahaan. Tidak ada jaminan bagi saya, perlu berapa lama hingga saya mendapatkan kesempatan untuk janji temu wawancara. Namun pengalaman saya di saat kehilangan pekerjaan saya yang pertama, saya hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan kembali. Patut diduga hal ini terjadi karena usia saya masih dibawah 30 tahun ketika itu.

Hal-hal yang saya coba pelajari kembali saat itu adalah menjaga pikiran selalu positif, memperbaiki Curiculum Vitae yang saya miliki dan berlatih untuk menghadapi sesi wawancara agar dapat diterima bekerja oleh perusahaan.

Pada momen kehilangan pekerjaan yang kedua, usia saya sudah diatas 35 tahun. Banyak perusahaan yang saya lamar sudah tidak melirik saya lagi. Namun saya tidak merasa kecil hati, bahkan belakangan saya merasa ini adalah berkah dari NYA. Ya saat ini saya merasa bersyukur saya tidak dilirik oleh perusahaan-perusahan tersebut karena dengan demikian saya memiliki kesempatan penuh untuk mengeksplorasi potensi kemampuan diri saya. Tekad saya sudah bulat, saya ingin menjadi seorang wirausahawan alias Entrepreneur, lebih spesifik lagi menjadi seorang Digital Entrepreneur.

Jadi, kalau anda kehilangan pekerjaan yang harus anda lakukan adalah:
1. Kendalikan rasa takut dan kecemasan anda.
2. Bangun kembali rasa percaya diri anda, dengan membaca buku biografi atau dengan melihat video motivasi yang banyak tersedia di Youtube.
3. Pompa lagi semangat, bangun optimisme di dalam diri.
4. Anda harus punya keberanian untuk bertindak, mengubah kondisi anda saat ini.

Demikian pengalaman dan penghayatan yang pernah saya alami ketika kehilangan pekerjaan dulu.

Selamat berkarya!

Salam!


HashOcean

Rabu, 10 Februari 2016

Memulai Hobi RC Car

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi tentang bagaimana awal mulanya saya menjalankan hobi RC, khususnya yang bertenaga baterai (EP = Electric Power). Mungkin banyak diantara pembaca yang belum tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjalankan hobi ini.

Kita mulai ya.
1. Saya memulai hobi ini dengan membeli sebuah mobil RC yang sudah RTR. RTR artinya Ready To Race atau siap untuk dimainkan. Saya membeli sebuah mobil beraliran shortcourse alias speed off road. Pada paket mobil ini saya mendapatkan: sebuah mobil yang dilengkapi dengan ESC, Servo, Baterai dan Radio Control. Selain itu saya mendapat buku manual, tool kit dasar dan wall charger. Dengan paket ini saya sudah bisa memainkan mobil yang saya beli.
2. Wall Charger yang saya dapat dari paket mobil RTR, dirasakan kurang memadai karena dia tidak pintar. Akan menyulitkan saya bila saya naik kelas menggunakan baterai Lithium Polimer (LiPo) yang mengharuskan treatment khusus. Oleh karena itu saya membeli sebuah digital charger. Digital charger ini adalah sebuah alat untuk mengisi listrik ke baterai yang bisa disetel peruntukannya, antara lain untuk baterai berjenis Nikel Metal Hibrid (NiMh), Lithium Polimer (LiPo), Lithium Ferro (LiFe).
3. Kemudian saya melengkapi diri dengan precision tool set yang berisi obeng kembang, obeng minus, obeng segi enam berbagai ukuran. Saya beli obeng ini di sebuah toko swalayan perkakas terbesar yang ada di Indonesia.
4. Kemudian saya penasaran dengan efek menggunakan baterai LiPo. Maka saya membeli sebuah baterai LiPo softpack seken dari lapak fjb kaskus.
5. Saya melengkapi dengan box tool-kit yang khusus diperuntukkan untuk menyimpan perkakas yang berhubungan dengan kegiatan hobi ini.

Dengan lima kelengkapan dasar itu kita sudah bisa mulai menjalankan hobi ini. Namun pada perjalanannya orang yang senang ngoprek membutuhkan perlengkapan tambahan seperti:
1. Rak untuk naro mobil RC
2. Kontainer untuk naro pernak-pernik macam Ban, buku manual, dan lain-lain.
3. Solder dan timahnya
4. Glue Gun
5. Berbagai macam Tang
6. Kunci pas kecil
7. Persediaan konektor (diperlukan saat nambah armada baterai)
8. Baterai AA yang recharge-able minimal 8 biji + charger-nya.
9. Gunting Lexan
10. Pisau Hobby
11. Kikir
12. Body Reamer (knife edge reamer)
13. Double Tape
14. Shock Oil
15. Meja kerja
16. Lampu kerja
17. Kaca pembesar
Wew... ternyata jadi banyak ya? Hehehe... jangan khawatir semua bisa dilengkapi sambil berjalan.

Hobi adalah sebuah kesenangan yang dilakukan sepanjang hidup, jadi perlahan-lahan Insya Allah semua bisa kita lengkapi jika kita menginginkannya. Kira-kira kalo menjalani hobi ini dengan serius akan ada pojokan khusus RC seperti ini di rumah.

13541709542137573926

Ada pertanyaan lain lagi yang suka muncul ketika baru akan memulai hobi ini. Berapa uang yang harus disiapkan untuk memulai hobi ini? Hmm... jujur berbicara uang adalah sebuah nilai yang relatif, range harga RC baru yang RTR tersedia mulai dari 1,7 sampai dengan tak terhingga. Kita bisa sesuaikan kantong kita ngepasnya di mana. Beberapa produk brand amerika seperti Traxxas dan Axial, memang memiliki harga jual yang relatif tinggi jika dibanding dengan beberapa brand china seperti HSP atau Speedpassion.

13846898581466320725

1384689937296149169

Bersyukur saya tinggal di Bandung yang tersedia beberapa toko hobi lokal untuk keperluan hobi ini. Tapi walau demikian, pembaca yang tinggal di kota lain jangan berkecil hati, karena melalui FJB kaskus, kebutuhan RC Anda pun bisa dengan mudah terpenuhi. Kira-kira demikian share dari saya mengenai hal-hal yang diperlukan ketika akan terjun menekuni hobi RC.

Salam!

  HashOcean

Senin, 08 Februari 2016

Mudahnya Menjadi Pengusaha

14073013902037163609

Kali ini saya ingin sekali berbagi tentang kesadaran betapa mudahnya hidup di zaman sekarang ini. Mengapa mudah?

Mudah, pertama karena saat ini kita hidup di zaman, dimana negara kita, Republik Indonesia, sudah merdeka. Hari ini Pembaca bisa melihat bagaimana kondisi saudara-saudara kita yang hidup di daerah konflik di berbagai belahan dunia. Bisa kita rasakan betapa hidup mereka senantiasa dihantui perasaan tidak aman akan ancaman.

Kedua perkembangan teknologi di bidang apapun membuat interaksi antar manusia semakin mudah, cepat dan murah. Proses pertukaran informasi, bahkan transaksi bisnis pun dapat dilakukan dengan cepat dan berada dalam genggaman. Sesuatu yang mungkin tidak pernah kita bayangkan 10 atau 20 tahun yang lalu.

Kesadaran seseorang untuk menjadi wirausaha, semakin meningkat akhir-akhir ini. Namun kesadaran saja tidak cukup, karena untuk benar-benar menjadi wirausahawan seseorang harus berani mengambil sebuah keputusan dan bekerja mewujudkan hal itu. Walau demikian Pembaca tidak perlu khawatir karena segala sumber daya yang diperlukan untuk berwirausaha saat ini sudah ada di dalam genggaman kita semua.

Keberadaan internet memberi perubahan yang signifikan. Saat ini saya sudah melihat betapa anak usia belasan tahun sudah memiliki kesadaran tentang siapa dirinya, apa yang dia mau, dengan internet (Youtube) sebagai salah satu sumber referensi belajarnya. Melihat fakta itu, saya menjadi semakin yakin bahwa di masa depan untuk menjadi seorang manusia yang seutuhnya, tidak perlu lagi mendapat legitimasi dari sebuah lembaga bernama institusi pendidikan, karena pada dasarnya ilmu-ilmu itu kini sudah terbuka sifatnya, dan bisa diakses siapa saja dan kapan saja.

Kembali lagi ke topik wirausaha, sekarang adalah saat yang tepat untuk memulai perjalanan Anda. Saya yakin dan percaya, jika Anda berani mengambil keputusan untuk menjadi seorang wirausahawan, kehidupan Anda selanjutnya tidak akan pernah sama lagi.

Bagaimana caranya?

Disinilah dibutuhkan sebuah sikap mental yang positif dan terbuka terhadap segala informasi yang membludak di dunia maya. Kemampuan kita untuk memilah, memilih, dan menguji informasi demi informasi diperlukan guna mendapatkan sebuah formula yang Anda cari. Sikap mental negatif, sama sekali tidak membantu Anda untuk dapat mengubah hidup dan kehidupan Anda di masa depan.

Orang mengatakan Internet adalah sumber uang. Kalau Anda meyakini hal itu, niscaya Anda akan dapat mengambil manfaat sebagaimana keyakinan Anda. Demikian pula sebaliknya, jika Anda meyakini bahwa Internet adalah sumber kebohongan, maka Anda pun benar-benar akan mendapatkan Internet demikian adanya.

"Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku." [HR.Turmudzi]


Mari kita memanfaatkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik. Wallahu'alam.

Salam!

Minggu, 07 Februari 2016

Hikmah Dibalik Keputusan Berwirausaha

Mengambil keputusan untuk menjadi seorang Wirausahawan adalah sebuah keputusan yang berat. Terutama bagi Saya pribadi. Keputusan yang teramat personal. Tidak semua orang, teman, keluarga atau bahkan pasangan hidup bisa memahami apa yang Saya lihat melalui keputusan ini.

Saya adalah seseorang yang dibesarkan dalam keluarga Pegawai Negeri. Tidak ada role-model Wirausahawan di keluarga Saya, kalaupun ada bukan seorang figur yang sukses yang bisa Saya contoh. Namun entah mengapa dalam jiwa, sejak kelas 1 SMA, Saya sudah memiliki visi kehidupan yang ingin Saya jalani 5 - 10 tahun ke depan. Sebuah kehidupan yang nyaman menurut Saya, karena Saya dapat melakukan hal-hal yang Saya sukai, tanpa perlu memikirkan dari mana Saya harus mencari penghasilan. Pendapatan secara aktif mendatangi rekening Saya, dan Saya bisa fokus melakukan kebaikan dalam hidup ini, seperti beribadah, menjalin tali silaturahim dengan sesama.

Memutuskan untuk menjadi seorang wirausahawan, adalah sebuah keputusan terbesar kedua dalam hidup Saya setelah menikah. Keputusan ini seperti mempertaruhkan seluruh hidup Saya untuk tidak lagi bergantung dari gaji bulanan yang Saya dapat dari tempat bekerja. Menjadi seorang wirausahawan bagi Saya berarti saya telah menyerahkan seluruh diri dan hidup ini kepada Sang Khalik, pemilik Alam Raya ini. Sungguh tidak ada keraguan di dalamnya, bahwa dari setiap aktifitas yang Saya lakukan dari hari ke hari untuk membangun usaha, suatu saat akan berhasil indah, memberi manfaat untuk diri Saya pribadi, keluarga dan juga orang-orang di sekitar Saya.

Usaha pertama Saya adalah menyewakan rumah pertama yang Saya beli dengan memanfaatkan KPR. Rumah mungil tipe 45 yang sudah Saya renovasi sehingga memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dan daya listrik 2200 Watt. Alhamdulillah sejak pertama diiklankan di salah satu forum jual beli yang terkenal di Indonesia, rumah Saya diminati penyewa.

Usaha kedua Saya adalah sebuah warung yang Saya beri nama Kedai Ananda. Bertempat di sebuah kos-kosan milik ibu mertua, kedai ini menyediakan berbagai kebutuhan untuk anak-anak kos yang tinggal di sana. Margin keuntungannya tidak terlalu besar, namun cukup untuk mendatangkan tambahan penghasilan bagi Saya dan keluarga.

Usaha ketiga Saya adalah loket pembayaran listrik online, yang juga saya beri nama Loket Ananda. Melayani pembayaran listrik dan telpon di lingkungan sekitar rumah Saya. Memanfaatkan koneksi internet yang ada di rumah dan juga aplikasi yang disediakan gratis oleh tempat Saya dulu bekerja.

Usaha keempat Saya adalah produk asuransi syariah. Usaha ini memiliki misi memberikan edukasi kepada teman-teman dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya memiliki polis asuransi demi masa depan yang lebih baik. Alhamdulillah, nasabah saya senantiasa bertambah dari waktu ke waktu, dan saya mendapatkan penghasilan pasif dari usaha ini.

Usaha kelima Saya adalah peternakan domba, yang Saya beri nama Peternakan Domba Ananda. Bermodal 4 ekor domba betina dewasa, saat ini sudah bertambah jumlahnya, dan akan bertambah di masa yang akan datang. Suatu saat Saya memiliki kesempatan untuk mengakuisisi sebuah lahan dengan luas 84 meter persegi, yang kemudian saya dedikasikan menjadi kandang untuk peternakan domba Ananda. Bermitra dengan rekan-rekan yang memiliki visi yang sama, saat ini kami telah mengelola kurang lebih 20 ekor domba, baik jantan maupun betina.

Sekarang Saya berada di titik ini, titik dimana Saya mulai membangun visi Saya dari hari ke hari tanpa mengorbankan waktu bersama keluarga. Kapanpun keluarga Saya membutuhkan, Saya akan berada di sana. Sungguh sebuah pengalaman yang tidak dapat dibeli dengan uang, priceless.  Jujur, hasil usaha Saya belum apa-apa jika dibandingkan dengan para konglomerat yang ada di negeri ini. Tetapi Saya bisa melihat hasil usaha Saya bertumbuh dari waktu ke waktu, dan yang lebih penting Saya merasa sangat berarti sebagai pribadi, karena dapat bermanfaat bagi orang lain.

Saya merasa lebih berdaya, Saya dapat mengerahkan seluruh kemampuan Saya untuk meraih impian Saya. Dan bahkan Saya mampu mengatur berapa nominal uang yang Saya ingin terima minggu depan, bulan depan atau bahkan tahun depan sekalipun. Saya memegang kendali. Rasanya hal inilah yang paling Saya sukai ketika mengambil keputusan ini. Memegang kendali.

Sabtu, 06 Februari 2016

Ayah Yang Berbahagia

Saya, adalah Ayah dari 3 anak lelaki yang memiliki keunikan masing-masing. Si Sulung, Devan Aditya Ramadhan, 8 tahun, adalah seorang anak laki-laki yang cerdas, periang dan memiliki perasaan yang peka. Sangat suka bermain dengan mulut yang hampir tak pernah berhenti berceloteh. Jujur, terkadang Saya yang menginginkan ketenangan di rumah, karena merasa sakit kepala dibuatnya. Namun di sisi lain Saya juga merasa bersyukur karena keaktifannya menunjukkan kesehatan fisik dan mental dirinya. Si Sulung sangat peka dengan perubahan cuaca, dari panas ke dingin atau sebaliknya, menyebabkan dirinya terserang batuk berdahak yang berpotensi menimbulkan sesak karena riwayat asma alergi yang dimilikinya.

Si Tengah, Dzaki Satria Aryadhana, 2 tahun, adalah seorang anak laki-laki yang sudah mulai menunjukkan kecerdasannya. Memiliki fokus yang kuat terhadap hal yang dia inginkan. Aktif bergerak dan berceloteh, bisa dibilang mirip sang Kakak. Rasa ingin tahu yang besar terhadap benda-benda yang ada di dalam rumah, membuat Saya harus waspada menjaga keamanan dirinya dari benda-benda berbahaya. Rasa ingin tahu yang besar, minimnya rasa takut, membuat dirinya berani mencoba hal-hal baru ketika bereksplorasi di rumah, maupun lingkungan baru lainnya.

Si Bungsu, Dipta Rizki Wiratma, yang baru saja lahir pukul 08.08 pagi tadi.
Istri saya sudah merasakan adanya kontraksi sejak pukul 2 dini hari tadi. Ketika terbangun untuk shalat Tahajud, dia sudah memberi tanda kemungkinan pagi ini kita harus ke Rumah Sakit. Pukul 06.30 kami sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit. Tiba di ruang gawat darurat untuk ibu bersalin, suster mendapati sudah bukaan 9. Segera istri saya dibawa menuju ke ruang bersalin di lantai 4. Dokter tiba dan proses persalinan pun dilakukan. Alhamdulillah... tepat pukul 08.08 Dipta lahir dengan selamat. Masya Allah... selalu takjub dengan kuasa Allah mengatur segala sesuatunya demikian indah untuk kami.

Mereka bertiga adalah buah hati yang tidak ternilai buat Saya dan Istri, karena dari merekalah Saya mendapat energi untuk berkarya menghasilkan yang terbaik. Untuk merekalah Saya memiliki visi tentang kehidupan di masa depan. Demi merekalah Saya memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menggapai puncak kehidupan dunia dan akhirat kelak.
Aamiiin.... Insya Allah.

Saya, Ayah yang sedang berbahagia.

Biarkan Uang Anda Bekerja Untuk Anda



Bagi para pembaca yang suka membaca buku-buku tentang perencanaan keuangan atau investasi, pasti pernah mendengar jargon "Biarkan Uang Anda Bekerja Untuk Anda". Saya pribadi sudah sering mendengar jargon ini, dan rasanya sih saya sudah mengerti, namun kok saya merasa belum melihat hasilnya ya?

Pertama kali mendengar jargon tersebut. Saya berpikir bahwa untuk membiarkan uang saya bekerja untuk saya, maka hal pertama yang saya perlu saya wujudkan adalah memiliki uang yang mampu saya tukar dalam wujud property, agar dapat saya sewakan kepada orang lain. 9 tahun saya bekerja, berusaha menabung semampunya, namun saya belum bisa memiliki property yang bisa saya sewakan sehingga saya bisa mendapat penghasilan bulanan yang mencukupi seluruh kebutuhan saya dari sana.
Alhamdulillah, saya sudah punya rumah, tapi masih berhutang ke Bank. Sampai hari ini saya masih membayar cicilannya.

Seiring berjalannya waktu, berdasarkan informasi yang datang silih berganti, saya pun mencoba untuk merubah pemahaman saya terhadap jargon tersebut. Saya mulai berpikir bahwa yang dimaksud dengan uang bekerja adalah dengan membiarkan uang kita keluar dari dompet kita, terserah mau ke mana, yang penting uang tersebut jangan berdiam di dompet atau rekening kita. Hmm.. mungkin benar, saya coba lakukan untuk beberapa waktu, dan hasilnya uang yang saya keluarkan belum tentu kembali teratur seperti waktu bekerja dan menerima gaji. Wah jangan-jangan jargon tersebut fatamorgana semata. Saya mulai berpikir pesimis.

Tunggu, saya pun mencoba merubah kembali pemahaman saya, hingga saya sampai pada pemahaman bahwa dari setiap uang yang saya miliki, saya konversi menjadi bitcoin dan dari bitcoin yang saya miliki dengan menggunakan sebuah sistem yang tersedia online di internet, saya melakukan pertukaran bitcoin dengan orang lain. Awalnya saya sama sekali tidak mempercayai sistem ini. Skema Ponzi dan SCAM sudah terbayang di kepala saya yang terbiasa dengan aturan yang konservatif. Namun saya membandel. Saya memutuskan untuk mempercayai sistem tersebut, dan hasilnya, voila!!!

Uang saya benar-benar bekerja untuk saya. Saya bisa dengan leluasa melepaskan pekerjaan tetap saya dan hidup bergantung sepenuhnya dari uang yang bekerja untuk saya. Pasti para pembaca penasaran. Atau mungkin akan komentar skeptis, ah mana mungkin.

Nah, disinilah letak keindahannya.
Para pembaca mungkin masih ingat dengan pernyataan dari sebuah hadits atau kitab suci, yang menyatakan bahwa "Allah / Tuhan sebagaimana prasangka hambanya." Kalau kita berprasangka baik kepada Allah / Tuhan maka DIA benar-benar baik kepada kita. Begitu pun sebaliknya, jika kita berprasangka buruk kepada Allah / Tuhan maka DIA pun benar-benar buruk kepada kita. Semua terserah kepada diri kita masing-masing untuk memutuskan penghayatan yang mana, baik atau buruk.

Jadi kesimpulan dari tulisan ini adalah kita dapat membiarkan uang kita bekerja untuk kita dan kita menjadi Tuan bagi kehidupan yang kita jalani, bukan sebaliknya.
Semua itu hanya masalah PERSEPSI saja.

Salam!

HashOcean

Jumat, 05 Februari 2016

Jaman Internet

Saat ini kehidupan sehari-hari kita dihujani informasi yang kian deras dan kian mudah kita jangkau. 20 tahun yang lalu, sumber informasi yang dapat kita akses hanyalah melalui media cetak atau media elektronik khususnya radio dan televisi. Lihat sekarang, sumber informasi ada dalam genggaman kita. Bagi para pemilik telpon pintar, sumber informasi benar-benar sudah ada dalam genggamannya.

Sumber informasi yang dekat dan mudah dijangkau ini menyebabkan terbentuknya kreasi-kreasi baru, baik berupa ide, komunitas, produk dan lain sebagainya. Kreasi-kreasi baru ini menciptakan beragam profesi / jenjang karir baru yang 20 tahun lalu belum ada bahkan belum terpikirkan. Saya masih ingat 20 tahun lalu, ketika masih kuliah dan ditanya mau jadi apa nanti setelah lulus, jawaban saya adalah seputar profesi-profesi yang ada dan bisa saya lihat saat itu. Gambaran aktivitas pekerjaannya sehari-hari pun sesuai dengan gambaran yang pernah saya lihat saat itu.

Di satu sisi, saya melihat perkembangan kehidupan ini demikian luar biasa, dan bahkan menjurus kepada pengrusakan yang masif pula. Pertanyaan saya dalam hati adalah mau sampai kapan kita, manusia berperilaku seperti ini.

Rene Suhardono, salah seorang coach terkenal negeri ini, selalu mengingatkan kita untuk melakukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan passion kita. Apa itu passion? Menyinggung soal Passion, Rene menegaskan bahwa passion sedikit berbeda dengan hobi, “Passion bukanlah segala sesuatu yang kuasai, namun yang kita cintai. Passion adalah salah satu unsur karir. Karir haruslah melibatkan passion, tujuan hidup, values, ketercapaian, dan kebahagiaan. (https://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/rene-suhardono-temukan-passionmu-sejak-awal)

Pertanyaan selanjutnya, sudahkah saya memiliki karir yang sesuai dengan passion saya? Atau pekerjaan kita sudah menjadi sekedar rutinitas belaka? Pergi pagi pulang petang setiap hari kerja, dan tidak kemana-mana di akhir pekan.

Salah satu agen perubahan yang penting dan memberikan dampak terhadap lahirnya profesi atau jenjang karir baru dewasa ini adalah internet. Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet)

Internet memberi kesempatan setiap orang di dunia ini untuk saling terhubung / bersilaturahmi. Dari silaturahmi itulah tercipta peluang-peluang jendela rizki yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya. Silakan dicek, di tahun 2014 ini berapa orang Indonesia yang hidupnya murni bergantung dari penghasilan yang didapatkan dengan memanfaatkan internet. Saya tidak punya datanya, tetapi menurut asumsi saya trend-nya akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Kita tahu, internet dapat kita manfaatkan untuk sarana jual-beli secara online, membuka usaha loket pembayaran, ticketing, forex trading, penjualan pulsa, properti, mobil, motor dan masih banyak lagi lainnya. Kesempatan demikian terbuka dengan kehadiran internet.

Selanjutnya tinggal bagaimana kita memetik manfaat dari kehadiran internet untuk menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik, minimal untuk keluarga kita sendiri, maksimal untuk orang-orang di sekitar kita.

Demikian hasil pemikiran saya yang sederhana.

Salam!

Kamis, 04 Februari 2016

Bila Saya di-PHK


Awal tahun 2016 ini, saya dikejutkan dengan berita tentang "Ford Tarik Diri dari Indonesia", pada tanggal 25 Januari 2016.
http://mediaindonesia.com/news/read/25970/ford-tarik-diri-dari-indonesia/2016-01-25

Hari ini seorang kawan membagikan berita tentang dua perusahaan elektronik raksasa asal Jepang, Panasonic dan Toshiba menutup tiga pabriknya di Indonesia dalam kurun waktu Januari - Maret 2016. Lebih dari 2.500 karyawan dipastikan menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tidak hanya itu, di belahan dunia yang lain, tersiar kabar bahwa YAHOO mulai mengurangi karyawannya dan menjual aset-asetnya.

Pertanyaannya, "Siapa yang siap di-PHK tiba-tiba?"
Mungkin sebagian besar pembaca yang karyawan akan mengatakan tidak akan siap bila terkena PHK tiba-tiba. Mungkin saya pun akan memberi jawaban yang sama, bila di-PHK tiba-tiba.

Namun saya punya pengalaman yang kurang lebih mirip dengan di-PHK tiba-tiba. Selama 9 tahun pengalaman saya bekerja, saya mengalami 2 kali resign tiba-tiba. Pertama diminta resign karena satu hal. Kedua saya mengajukannya secara sadar dan sukarela.

Keduanya mengantarkan saya pada satu situasi yang tidak pasti pada awalnya. Anda bisa membayangkan, seorang laki-laki, kepala keluarga, harus kehilangan pekerjaan, sumber mata pencaharian keluarga. Berada di kondisi demikian, memperoleh pengertian dan dukungan dari pasangan adalah hal yang paling utama sekaligus hal yang paling sulit. Tidak mudah memang. Pasangan mana yang bisa segera berlapang dada menerima kenyataan bahwa kepala keluarga, suaminya, pasang hidupnya kehilangan pekerjaan.


Tapi itulah kehidupan, terkadang ia menghadirkan sebuah kejutan yang tampak buruk di mata kita, namun sesungguhnya Allah punya maksud yang baik dibalik peristiwa itu. Manusia berencana, Tuhan menentukan. Kehilangan pekerjaan bukan akhir dari segalanya, karena Tuhan memberikan kepada setiap manusia potensi akal yang dapat digunakan untuk berpikir mencari jalan keluar.


Setelah mampu menguasai diri (mental dan emosional), mampu menerima kenyataan, langkah berikutnya yang saya lakukan adalah mengumpulkan keberanian dan kepercayaan diri yang sempat porak-poranda agar menjadi utuh kembali. Afirmasi diri setelah berdoa dalam shalat, saya lakukan secara intesif. Bagi saya, proses ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan untuk recovery secara mental. Mungkin akan bervariasi lama waktunya bagi orang yang berbeda.


Langkahnya selanjutnya adalah bergerak mencari peluang, bertindak mencoba peluang baru yang ditemukan. Membuka Jobsdb, Karir.com, Jobstreet, Linkedin, membeli Kompas hari Sabtu. Melihat peluang lowongan pekerjaan yang ada. Secara aktif menyebar aplikasi lamaran ke Perusahaan-Perusahaan yang membuka lowonga. Dari sekian banyak aplikasi yang disebar, tentu ada hasilnya 1 atau 2 perusahaan mengundang saya wawancara. Hasilnya semua nihil, tidak menghasilkan. Namun saya tak habis akal, saya terus berupaya belajar membaca peluang yang ada melalui internet dan akhirnya saya menemukan jawabannya.

Ketika menghadapi kegagalan, saya sudah terlatih untuk segera bangkit kembali. Terjatuh, bangkit lagi. Jatuh, bangkit lagi. Jatuh, bangkit lagi, hingga akhirnya saya dapat menemukan formula yang tepat bagi diri saya. Apakah kembali bekerja di perusahaan atau kah mencoba berwirausaha. Pengalaman ini amatlah subyektif. Namun bagi saya pribadi, setelah peristiwa resign yang kedua, menjadi wirausahawa adalah pilihan saya. Alhamdulillah, saya baik-baik saja.

Sekali lagi saya katakan, PHK bukan akhir dunia. Justru dibalik peristiwa tersebut tersimpan peluang bagi anda untuk melompat lebih tinggi, diluar dugaan anda sebelumnya.

Selamat mencoba!


Salam!


Selasa, 02 Februari 2016

Persiapan Menjadi Seorang Wirausahawan

Beberapa tulisan Saya selalu mendorong pembaca untuk segera mencoba berwirausaha. Kali ini Saya ingin berbagi tentang beberapa hal penting yang Saya rasakan ketika memutuskan untuk berwirausaha secara total. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mari kita mulai.

Berwirausaha berarti menghadapi sebuah situasi dinamis, tidak menentu, atau orang bilang situasi 'roller-coaster'. Naik-turun bikin hati berdebar-debar. Pertanyaan Saya untuk Anda para pembaca, "Sudah siapkah diri Anda menghadapi situasi yang demikian?"

Sudah Anda memiliki mental pejuang, yang pantang menyerah, ketika menghadapi tantangan dan persoalan ketika menjalankan peran sebagai seorang wirausahawan? Kesiapan mental adalah satu hal yang terpenting menurut Saya, karena kesiapan mental menentukan langkah keberhasilan selanjutnya. Jika mental belum siap, Saya bisa pastikan ketika masalah datang, belum terpecahkan, Anda akan mundur teratur dan tidak berani mencoba melangkah untuk mencari solusinya. Dari mana kesiapan mental dapat dicapai? Berdasarkan pengalaman Saya dari lingkungan pergaulan, dari buku-buku biografi wirausahawan sukses, dari buku-buku motivasi, dan juga dari pengalaman pribadi setelah mencoba melakukan serangkaian upaya untuk berwirausaha. Jika kesiapan mental sudah terbentuk, maka kita melangkah pada tahap selanjutnya.

Sudahkah pasangan Anda siap mendukung keputusan untuk berwirausaha? Jika Anda masih lajang, Anda beruntung karena setelah mental Anda siap, Anda tinggal meminta dukungan dari orang tua. Saya percaya doa dari kedua orang tua kita sangat makbul. Jika restu orang tua sudah didapat, maka melangkahlah, Insya Allah hasilnya akan baik nanti. Jika Anda sudah menikah, restu dan dukungan pasangan amat sangat berarti dalam setiap langkah Anda membangun usaha yang Anda impikan. Dukungan itu dapat berupa bantuan secara aktif dari pasangan, atau sekedar memberikan ruang yang bebas bagi Anda untuk mencoba membangun usaha yang Anda impikan. Jika restu pasangan sudah didapat, melangkahlah, Insya Allah hasilnya akan baik nantinya.

Memutuskan untuk berwirausaha, berarti Anda harus meningkatkan kemampuan Anda dalam hal-hal berikut:
1. Kemampuan pengaturan keuangan, kartu kredit.
2. Pengetahuan tentang cara kerja uang dan institusi keuangan.
3. Kemampuan komunikasi.
4. Kemampuan interpersonal / kemampuan membangun hubungan dengan orang lain.
5. Wawasan tentang wirausaha itu sendiri, dapat melihat peluang usaha yang banyak tersedia, siap melakukan tindakan yang diperlukan agar usaha Anda dapat berjalan.

Dalam keseharian Anda dituntut untuk dapat membaca pola arus kas Anda pribadi, kapan Anda harus membayar tagihan-tagihan Anda, dan kapan Anda harus menerima uang agar semua tagihan bulanan dapat terbayarkan tepat waktu. Menghadapi situasi yang sulit, Anda pun dituntut harus memiliki rencana darurat agar dapat keluar dari situasi sulit tersebut. Situasi yang sulit adalah kondisi yang tidak nyaman, jantung Anda harus kuat, karena jantung berdetak lebih kencang pada situasi ini. Makanya Saya makan teratur, banyak minum air putih, minum multivitamin dan berusaha olahraga secara teratur setiap hari, agar tubuh sehat selalu.

Saya selalu berpegang pada dua hal. Pertama, Allah selalu sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Saya selalu berusaha melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan Saya dari sudut pandang yang positif. Bukannya Saya tidak marah atau kesal jika menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan Saya, tapi seringkali bersikap pasrah jauh memberikan ketenangan. Serahkan hasilnya pada Allah setelah kita berusaha sekuat tenaga. Allah tidak pernah tidur. Kedua, dibalik kesulitan yang kita hadapi, selalu ada kemudahan. Oleh karena itu ketika menghadapi situasi sulit, saya selalu berusaha tersenyum dan bersyukur, sebentar lagi kemudahan akan datang bagi diri Saya.

Hal-hal tersebut diatas adalah beberapa hal yang perlu Anda persiapkan, sebelum benar-benar memutuskan untuk menjadi seorang wirausahawan.

Salam!

Senin, 01 Februari 2016

Tentang Pernikahan

Di media sosial belakangan ini saya sering menemui tips dari Kang Emil tentang bagaimana mencari suami.
Membaca hal itu saya jadi mengingat kembali kisah perjalanan cinta saya dengan belahan jiwa saya saat ini.

Seperti Kang Emil, dulu saya juga bertubuh kurus, cungkring, tidak bagus untuk dipajang, kata istri saya waktu masih menjadi pacar. Oleh karena itu sebelum menikah, saya diminta untuk meningkatkan bobot tubuh saya agar menjadi lebih enak untuk dipajang di pelaminan. Ikhtiar saya cukup sederhana, saya percaya semua itu karena pola makan dan asupan gizi yang tepat. Sebagai anak kos yang waktu itu punya masalah dengan pola makan, saya melengkapi diri dengan makan multivitamin secara teratur. Alhamdulillah dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, tubuh saya yang tadinya kurus, menjadi lebih pajang-able.

Sebagai mahasiswa dan anak kos, tentu saja saya belum memiliki penghasilan ketika itu. Namun demikian, saya termasuk orang yang tidak bisa diam dan selalu ingin mencoba hal baru. Pada saat kuliah di semester 5, sesungguhnya saya belum pernah terbersit untuk mencari pekerjaan yang bisa dilakukan sambil kuliah. Namun ternyata takdir mengatakan lain. Suatu hari saya mengantar teman saya yang ingin mengikuti seleksi sebagai fasilitator anak di sebuah Biro Psikologi. Ketika menunggu, ternyata saya diajak untuk ikut seleksi juga. Hasilnya ternyata saya diterima. Sejak saat itulah saya mulai punya pekerjaan sebagai seorang fasilitator terapi dan kegiatan alam bebas.

Menjelang lulus menjadi Sarjana, saya pun memperoleh kesempatan untuk bekerja di sebuah Penerbit dan Percetakan Al-Quran. Awalnya tugas saya adalah sebagai teman bermain bagi anak Direktur tempat saya bekerja, karena saya kuliah di fakultas Psikologi dan memiliki minat terhadap pendidikan dan pengasuhan anak. Sampai kemudian saya ditetapkan menjadi karyawan tetap yang mengurusi personalia dan payroll.

Kemudian saya mendapat tantangan untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Jujur, awalnya saya memiliki ketakutan dengan ibukota karena ketika kuliah saya pernah mengalami kekerasan di kendaraan umum. Namun saya mencoba mengatasi ketakutan saya dan menyebar aplikasi lamaran melalui situs pencari kerja. Ternyata saya memiliki rejeki disana. Saya diterima bekerja di sebuah perusahaan otomotif roda dua asal Jepang di kawasan Pulogadung. 6 bulan bekerja, kemudian saya mendapat tawaran untuk pindah ke perusahaan komponen otomotif di kawasan Kelapa Gading.

Singkat cerita perjalanan karir saya cukup baik, walau tidak bisa dikatakan mulus. Namun berkat doa dan dukungan dari istri tercinta saya bisa melalui semuanya dengan baik. Sampai akhirnya saya diberi kesempatan oleh Allah untuk bekerja di Bandung, tinggal bersama istri dan anak-anak.

Sebagai pribadi, saya adalah orang suka bermimpi besar, memikirkan segala sesuatu dari sisi yang menyenangkan, tidak suka berpikir susah, cenderung melihat sesuatu dari gambaran besarnya saja. Sementara belahan jiwa saya memiliki karakter yang sebaliknya. Bagaikan ying dan yang kami dipersatukan dan saling melengkapi. Disitulah letak keindahannya, meski tak jarang ada ketegangan-ketegangan tersendiri. ^_^

Dalam perjalanan kehidupan rumah tangga, kami pernah mengalami kondisi-kondisi sulit, namun kami bersyukur kami masih saling berpegangan ketika menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Perasaan lega dan tangis haru menyeruak manakala kita melihat ke belakang, dan berhasil melalui kondisi-kondisi yang sulit tadi. Sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Intinya, memutuskan menikah berarti kita harus siap mengarungi kehidupan ini bersama-sama dengan pasangan kita. Susah-senang, sulit-lapang, sehat-sakit, dijalani bersama-sama tanpa kecuali. Jika salah satu dari kita memiliki pemikiran untuk berpisah dan tidak ingin lagi berpegangan tangan, maka wassalam. Kandaslah bahtera rumah tangganya.

Salam!