Mengambil keputusan untuk menjadi seorang Wirausahawan adalah sebuah
keputusan yang berat. Terutama bagi Saya pribadi. Keputusan yang teramat
personal. Tidak semua orang, teman, keluarga atau bahkan pasangan hidup
bisa memahami apa yang Saya lihat melalui keputusan ini.
Saya adalah seseorang yang dibesarkan dalam keluarga Pegawai Negeri. Tidak ada role-model
Wirausahawan di keluarga Saya, kalaupun ada bukan seorang figur yang
sukses yang bisa Saya contoh. Namun entah mengapa dalam jiwa, sejak
kelas 1 SMA, Saya sudah memiliki visi kehidupan yang ingin Saya jalani 5
- 10 tahun ke depan. Sebuah kehidupan yang nyaman menurut Saya, karena
Saya dapat melakukan hal-hal yang Saya sukai, tanpa perlu memikirkan
dari mana Saya harus mencari penghasilan. Pendapatan secara aktif
mendatangi rekening Saya, dan Saya bisa fokus melakukan kebaikan dalam
hidup ini, seperti beribadah, menjalin tali silaturahim dengan sesama.
Memutuskan untuk menjadi seorang wirausahawan, adalah sebuah keputusan
terbesar kedua dalam hidup Saya setelah menikah. Keputusan ini seperti
mempertaruhkan seluruh hidup Saya untuk tidak lagi bergantung dari gaji
bulanan yang Saya dapat dari tempat bekerja. Menjadi seorang
wirausahawan bagi Saya berarti saya telah menyerahkan seluruh diri dan
hidup ini kepada Sang Khalik, pemilik Alam Raya ini. Sungguh tidak ada
keraguan di dalamnya, bahwa dari setiap aktifitas yang Saya lakukan dari
hari ke hari untuk membangun usaha, suatu saat akan berhasil indah,
memberi manfaat untuk diri Saya pribadi, keluarga dan juga orang-orang
di sekitar Saya.
Usaha pertama Saya adalah menyewakan rumah
pertama yang Saya beli dengan memanfaatkan KPR. Rumah mungil tipe 45
yang sudah Saya renovasi sehingga memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar mandi
dan daya listrik 2200 Watt. Alhamdulillah sejak pertama diiklankan di
salah satu forum jual beli yang terkenal di Indonesia, rumah Saya
diminati penyewa.
Usaha kedua Saya adalah sebuah warung yang
Saya beri nama Kedai Ananda. Bertempat di sebuah kos-kosan milik ibu
mertua, kedai ini menyediakan berbagai kebutuhan untuk anak-anak kos
yang tinggal di sana. Margin keuntungannya tidak terlalu besar, namun
cukup untuk mendatangkan tambahan penghasilan bagi Saya dan keluarga.
Usaha ketiga Saya adalah loket pembayaran listrik online, yang juga
saya beri nama Loket Ananda. Melayani pembayaran listrik dan telpon di
lingkungan sekitar rumah Saya. Memanfaatkan koneksi internet yang ada di
rumah dan juga aplikasi yang disediakan gratis oleh tempat Saya dulu
bekerja.
Usaha keempat Saya adalah produk asuransi syariah.
Usaha ini memiliki misi memberikan edukasi kepada teman-teman dan
masyarakat pada umumnya tentang pentingnya memiliki polis asuransi demi
masa depan yang lebih baik. Alhamdulillah, nasabah saya senantiasa
bertambah dari waktu ke waktu, dan saya mendapatkan penghasilan pasif
dari usaha ini.
Usaha kelima Saya adalah peternakan domba, yang
Saya beri nama Peternakan Domba Ananda. Bermodal 4 ekor domba betina
dewasa, saat ini sudah bertambah jumlahnya, dan akan bertambah di masa
yang akan datang. Suatu saat Saya memiliki kesempatan untuk mengakuisisi
sebuah lahan dengan luas 84 meter persegi, yang kemudian saya
dedikasikan menjadi kandang untuk peternakan domba Ananda. Bermitra
dengan rekan-rekan yang memiliki visi yang sama, saat ini kami telah
mengelola kurang lebih 20 ekor domba, baik jantan maupun betina.
Sekarang Saya berada di titik ini, titik dimana Saya mulai membangun
visi Saya dari hari ke hari tanpa mengorbankan waktu bersama keluarga.
Kapanpun keluarga Saya membutuhkan, Saya akan berada di sana. Sungguh
sebuah pengalaman yang tidak dapat dibeli dengan uang, priceless.
Jujur, hasil usaha Saya belum apa-apa jika dibandingkan dengan para
konglomerat yang ada di negeri ini. Tetapi Saya bisa melihat hasil usaha
Saya bertumbuh dari waktu ke waktu, dan yang lebih penting Saya merasa
sangat berarti sebagai pribadi, karena dapat bermanfaat bagi orang lain.
Saya merasa lebih berdaya, Saya dapat mengerahkan seluruh kemampuan
Saya untuk meraih impian Saya. Dan bahkan Saya mampu mengatur berapa
nominal uang yang Saya ingin terima minggu depan, bulan depan atau
bahkan tahun depan sekalipun. Saya memegang kendali. Rasanya hal inilah
yang paling Saya sukai ketika mengambil keputusan ini. Memegang kendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar