Jika diingat kembali, dulu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kita sering kali diarahkan oleh kedua orang tua kita untuk rajin belajar, agar mendapat nilai yang baik di sekolah. Saya ingat, saya merasa jarang ditanya apa yang saya suka dari pelajaran di sekolah. Orang tua selalu menuntut kita untuk mendapat nilai bagus di semua mata pelajaran.
Beruntung kemudian saya belajar Psikologi. Setelah belajar Psikologi saya semakin memahami bahwa setiap manusia itu unik, bahkan untuk sepasang anak kembar identik sekalipun. Keunikan ini lah yang menjadi dasar saya untuk tidak memberikan pendekatan yang sama terhadap anak-anak saya kelak.
Saya akan perhatikan betul apa yang menjadi minatnya, dan saya akan memberikan dorongan lebih di area yang mereka minati. Tujuan saya sederhana, meningkatkan level kebahagiaan mereka dalam melakukan sesuatu yang mereka minati, dan menurunkan level stres-nya dengan harapan hasil karya mereka optimal.
Diskusi ini akan lebih luas terkait dengan rencana pendidikan mereka di masa depan. Satu hal yang terpikir oleh saya saat ini adalah saya akan tanyakan betul apa yang menjadi cita-cita anak saya, apa yang ingin mereka lakukan, bidang profesi apa yang mereka sukai dan ingin dikuasai. Saya tidak akan pernah memaksakan mereka untuk menyenyam bangku kuliah jika memang mereka tidak membutuhkannya.
Wow terdengar ekstrim ya. Wait, nanti dulu, begini penjelasannya. Saat ini anak sulung saya masih duduk di bangku SD kelas 3, masih ada waktu sekitar 9 tahun lagi hingga dia lulus SMA. Saya akan pastikan terlebih dahulu apa yang mau dia lakukan selepas SMA nanti. Menjadi seorang entrepreneur, Dokter, Psikolog, Arsitek atau apa?
Jika dia menginginkan untuk menjadi seorang Entrepreneur, maka selepas SMA nanti dia akan saya arahkan untuk langsung terjun ke dunia wirausaha, tanpa perlu sekolah terlalu tinggi di awalnya. Bayangan saya, 5 tahun setelah itu dia bisa mencapai kesuksesan usahanya, yang berarti usianya masih 22 tahun. Disini, jika dia mau kuliah, usianya masih relatif muda dan secara finansial dia sudah relatif mapan. ^_^
Alternatif lain, jika ingin menjadi seorang profesional (Arsitek, Dokter, Psikolog, dll) maka saya akan arahkan dia untuk masuk perguruan tinggi terbaik yang sesuai dengan minatnya. Selesaikan Strata 1, Strata 2, Strata 3 baru kemudian mengabdi kepada masyarakat. Mungkin pertanyaannya adalah si anak hidup, uangnya dari mana, kok sekolah terus. Jawaban saya sederhana, rejeki dari Allah.
Kira-kira demikian yang ingin saya lakukan kelak dalam membantu anak-anak meraih cita-citanya.
Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar