Sebagai murid, adakalanya saya merasa takut ketika diajar oleh beliau, terutama pada mata pelajaran bahasa daerah (jawa). Saya masih ingat, berdiri kaku di depan papan tulis ketika beliau menyuruh saya menulis dengan aksara jawa yang tidak begitu saya kuasai.
Namun demikian Bu Cip juga seorang guru yang menyenangkan, terutama ketika mengajar mata pelajaran matematika. Saya menikmatinya bahkan saya meminta kepada ibu saya agar bisa ikut les di rumah Bu Cip, dan itu terjadi. Saya belajar di rumah Bu Cip 3 kali seminggu sepanjang duduk di kelas 4. Saya masih bisa mengingat bolpen pilot warna hijau-nya menari-nari di atas buku tulis saya, ketika mengoreksi pekerjaan saya dan memberi nilai pada pekerjaan saya.
Selain mengajar di kelas, di luar kelas Bu Cip adalah seorang Pembina Pramuka. Di kegiatan ini saya bisa melihat sisi lain dari beliau, sisi yang ceria penuh canda tawa dan optimis menghadapi permasalahan kehidupan.
Tulisan ini, sengaja saya dedikasikan kepada Bu Cip, yang sudah memberi warna dalam proses pendidikan saya.
Bu Cip kini menghabiskan masa tuanya di kota Jember.
Sehat terus ya Bu!
Salam hormat dari saya, muridmu.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar