Rabu, 02 Maret 2016

Time Is Money

Ketika duduk di bangku SD, saya sering melihat sebuah hiasan dinding yang bertuliskan "Time Is Money". Waktu adalah uang. Apa maksud sebenarnya dari tulisan itu? Apapun maknanya, begini penjelasannya menurut saya.

Dalam hidup, terkadang kita membiarkan waktu berlalu begitu saja, dengan melakukan hal-hal yang kurang bermakna. Misalnya nongkrong tanpa tujuan, begadang sekedar senang-senang, dan lain sebagainya.

Menjelang usia saya ke 37 tahun, di 9 tahun terakhir ini saya sering berpikir, "Apa yang harus saya lakukan terhadap waktu?" Menghabiskannya sebagian besar untuk bekerja di kantor, atau menghabiskan sebagian besarnya di rumah bersama keluarga namun tetap berfungsi sebagai Imam, Kepala Keluarga yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidup keluarga?

Pernyataan yang kedua menggugah minat dan perasaan saya.
"Ya, saya lebih menginginkan untuk menghabiskan sebagian besar waktu saya di rumah bersama keluarga, tanpa kekurangan satu apapun."

Lalu bagaimana caranya?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya ingin berbagi kisah perjalanan hidup saya. Tahun 2009, Allah mempertemukan saya dengan seorang Motivator termuda Indonesia, Bong Chandra, melalui kebaikan hati seorang kolega, almarhum Mas Hari.
(Semoga seluruh amal ibadah Mas Hari diterima oleh Allah SWT. Aamiiin.)
Kondisi diri saya ketika itu baru saja kehilangan pekerjaan untuk pertama kali dan sedang menata diri. Ajakan almarhum Mas Hari untuk ikut sebuah seminar berjudul "Miracle of Life" yang dibawakan oleh Bong Chandra, saya terima dengan sukacita tanpa sedikit pun mengeluarkan uang dari kantong saya pribadi.

Di seminar tersebut ada satu materi yang masih saya ingat sampai saat ini terkait dengan "Time Is Money". Bong Chandra mengatakan bahwa, "Mulai sekarang silakan coba beri nilai dari waktu yang anda miliki. 1 jam berapa Rupiah? Tidak. Jangan Rupiah. 1 jam berapa Dollar?"
Saya ternganga di kelas ketika itu. Rasanya membayangkannya saja saya belum berani. Pada akhirnya saya menemukan jawaban saya sendiri setelah 7 tahun dari saat materi tersebut disampaikan.

Saya mulai berani mencoba memberi nilai pada waktu saya yang saya miliki dengan dollar. 1 jam = $115, atau setara dengan kurang lebih 1,5 juta Rupiah. Pertimbangannya sederhana saja, dengan nilai tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup satu bulan, saya hanya perlu bekerja 10 jam saja per bulan, dan sisa waktunya dapat saya gunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermakna.

Sebenarnya apa yang terjadi ketika pikiran kita berani memberi nilai pada waktu yang kita miliki? Mental blok kita baru saja dirobohkan. Pemahaman yang selama ini kita miliki, dilawan, dihancurkan. Berapa banyak dari kita yang membawa sebuah pemahaman terhadap sesuatu (selain Agama) dalam waktu yang lama. Sementara seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebuah pemahaman tersebut dapat berubah menyesuaikan diri dengan kondisi terkini.

Perhatikan beberapa pernyataan di bawah ini:

Saya adalah karyawan. Saya bosan dan jenuh dengan pekerjaan saya,
Jika bosan dan jenuh, silakan cari tantangan yang tidak membuat bosan dan jenuh.

Gaji saya tidak mencukupi, hutang saya banyak.
Jika gaji tidak mencukup, silakan cari peluang usaha untuk meningkatkan penghasilan anda.
Sesungguhnya kita punya kuasa untuk itu namun sering kali mental blok menghalangi kita berbuat sesuatu yang mampu menghasilkan lebih.

Mental blok ini sesungguhnya penghambat melejitnya potensi seseorang. Kita sering kali terlalu takut untuk mencoba, terlalu skeptis terdapat ide-ide baru, terlalu menghindari resiko sehingga selalu berada di zona aman dan nyaman yang notabene adalah "Status Quo".

Jadi kawan-kawan, mulai sekarang silakan coba mulai beri nilai dari waktu yang anda miliki. Nilai yang anda berikan terhadap waktu anda, akan mempengaruhi tindakan yang anda lakukan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil yang akan anda capai.

Selamat mencoba.

Salam!


HashOcean

Tidak ada komentar:

Posting Komentar