Minggu, 07 Februari 2016

Hikmah Dibalik Keputusan Berwirausaha

Mengambil keputusan untuk menjadi seorang Wirausahawan adalah sebuah keputusan yang berat. Terutama bagi Saya pribadi. Keputusan yang teramat personal. Tidak semua orang, teman, keluarga atau bahkan pasangan hidup bisa memahami apa yang Saya lihat melalui keputusan ini.

Saya adalah seseorang yang dibesarkan dalam keluarga Pegawai Negeri. Tidak ada role-model Wirausahawan di keluarga Saya, kalaupun ada bukan seorang figur yang sukses yang bisa Saya contoh. Namun entah mengapa dalam jiwa, sejak kelas 1 SMA, Saya sudah memiliki visi kehidupan yang ingin Saya jalani 5 - 10 tahun ke depan. Sebuah kehidupan yang nyaman menurut Saya, karena Saya dapat melakukan hal-hal yang Saya sukai, tanpa perlu memikirkan dari mana Saya harus mencari penghasilan. Pendapatan secara aktif mendatangi rekening Saya, dan Saya bisa fokus melakukan kebaikan dalam hidup ini, seperti beribadah, menjalin tali silaturahim dengan sesama.

Memutuskan untuk menjadi seorang wirausahawan, adalah sebuah keputusan terbesar kedua dalam hidup Saya setelah menikah. Keputusan ini seperti mempertaruhkan seluruh hidup Saya untuk tidak lagi bergantung dari gaji bulanan yang Saya dapat dari tempat bekerja. Menjadi seorang wirausahawan bagi Saya berarti saya telah menyerahkan seluruh diri dan hidup ini kepada Sang Khalik, pemilik Alam Raya ini. Sungguh tidak ada keraguan di dalamnya, bahwa dari setiap aktifitas yang Saya lakukan dari hari ke hari untuk membangun usaha, suatu saat akan berhasil indah, memberi manfaat untuk diri Saya pribadi, keluarga dan juga orang-orang di sekitar Saya.

Usaha pertama Saya adalah menyewakan rumah pertama yang Saya beli dengan memanfaatkan KPR. Rumah mungil tipe 45 yang sudah Saya renovasi sehingga memiliki 3 kamar tidur, 2 kamar mandi dan daya listrik 2200 Watt. Alhamdulillah sejak pertama diiklankan di salah satu forum jual beli yang terkenal di Indonesia, rumah Saya diminati penyewa.

Usaha kedua Saya adalah sebuah warung yang Saya beri nama Kedai Ananda. Bertempat di sebuah kos-kosan milik ibu mertua, kedai ini menyediakan berbagai kebutuhan untuk anak-anak kos yang tinggal di sana. Margin keuntungannya tidak terlalu besar, namun cukup untuk mendatangkan tambahan penghasilan bagi Saya dan keluarga.

Usaha ketiga Saya adalah loket pembayaran listrik online, yang juga saya beri nama Loket Ananda. Melayani pembayaran listrik dan telpon di lingkungan sekitar rumah Saya. Memanfaatkan koneksi internet yang ada di rumah dan juga aplikasi yang disediakan gratis oleh tempat Saya dulu bekerja.

Usaha keempat Saya adalah produk asuransi syariah. Usaha ini memiliki misi memberikan edukasi kepada teman-teman dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya memiliki polis asuransi demi masa depan yang lebih baik. Alhamdulillah, nasabah saya senantiasa bertambah dari waktu ke waktu, dan saya mendapatkan penghasilan pasif dari usaha ini.

Usaha kelima Saya adalah peternakan domba, yang Saya beri nama Peternakan Domba Ananda. Bermodal 4 ekor domba betina dewasa, saat ini sudah bertambah jumlahnya, dan akan bertambah di masa yang akan datang. Suatu saat Saya memiliki kesempatan untuk mengakuisisi sebuah lahan dengan luas 84 meter persegi, yang kemudian saya dedikasikan menjadi kandang untuk peternakan domba Ananda. Bermitra dengan rekan-rekan yang memiliki visi yang sama, saat ini kami telah mengelola kurang lebih 20 ekor domba, baik jantan maupun betina.

Sekarang Saya berada di titik ini, titik dimana Saya mulai membangun visi Saya dari hari ke hari tanpa mengorbankan waktu bersama keluarga. Kapanpun keluarga Saya membutuhkan, Saya akan berada di sana. Sungguh sebuah pengalaman yang tidak dapat dibeli dengan uang, priceless.  Jujur, hasil usaha Saya belum apa-apa jika dibandingkan dengan para konglomerat yang ada di negeri ini. Tetapi Saya bisa melihat hasil usaha Saya bertumbuh dari waktu ke waktu, dan yang lebih penting Saya merasa sangat berarti sebagai pribadi, karena dapat bermanfaat bagi orang lain.

Saya merasa lebih berdaya, Saya dapat mengerahkan seluruh kemampuan Saya untuk meraih impian Saya. Dan bahkan Saya mampu mengatur berapa nominal uang yang Saya ingin terima minggu depan, bulan depan atau bahkan tahun depan sekalipun. Saya memegang kendali. Rasanya hal inilah yang paling Saya sukai ketika mengambil keputusan ini. Memegang kendali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar