Senin, 01 Februari 2016

Tentang Pernikahan

Di media sosial belakangan ini saya sering menemui tips dari Kang Emil tentang bagaimana mencari suami.
Membaca hal itu saya jadi mengingat kembali kisah perjalanan cinta saya dengan belahan jiwa saya saat ini.

Seperti Kang Emil, dulu saya juga bertubuh kurus, cungkring, tidak bagus untuk dipajang, kata istri saya waktu masih menjadi pacar. Oleh karena itu sebelum menikah, saya diminta untuk meningkatkan bobot tubuh saya agar menjadi lebih enak untuk dipajang di pelaminan. Ikhtiar saya cukup sederhana, saya percaya semua itu karena pola makan dan asupan gizi yang tepat. Sebagai anak kos yang waktu itu punya masalah dengan pola makan, saya melengkapi diri dengan makan multivitamin secara teratur. Alhamdulillah dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, tubuh saya yang tadinya kurus, menjadi lebih pajang-able.

Sebagai mahasiswa dan anak kos, tentu saja saya belum memiliki penghasilan ketika itu. Namun demikian, saya termasuk orang yang tidak bisa diam dan selalu ingin mencoba hal baru. Pada saat kuliah di semester 5, sesungguhnya saya belum pernah terbersit untuk mencari pekerjaan yang bisa dilakukan sambil kuliah. Namun ternyata takdir mengatakan lain. Suatu hari saya mengantar teman saya yang ingin mengikuti seleksi sebagai fasilitator anak di sebuah Biro Psikologi. Ketika menunggu, ternyata saya diajak untuk ikut seleksi juga. Hasilnya ternyata saya diterima. Sejak saat itulah saya mulai punya pekerjaan sebagai seorang fasilitator terapi dan kegiatan alam bebas.

Menjelang lulus menjadi Sarjana, saya pun memperoleh kesempatan untuk bekerja di sebuah Penerbit dan Percetakan Al-Quran. Awalnya tugas saya adalah sebagai teman bermain bagi anak Direktur tempat saya bekerja, karena saya kuliah di fakultas Psikologi dan memiliki minat terhadap pendidikan dan pengasuhan anak. Sampai kemudian saya ditetapkan menjadi karyawan tetap yang mengurusi personalia dan payroll.

Kemudian saya mendapat tantangan untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Jujur, awalnya saya memiliki ketakutan dengan ibukota karena ketika kuliah saya pernah mengalami kekerasan di kendaraan umum. Namun saya mencoba mengatasi ketakutan saya dan menyebar aplikasi lamaran melalui situs pencari kerja. Ternyata saya memiliki rejeki disana. Saya diterima bekerja di sebuah perusahaan otomotif roda dua asal Jepang di kawasan Pulogadung. 6 bulan bekerja, kemudian saya mendapat tawaran untuk pindah ke perusahaan komponen otomotif di kawasan Kelapa Gading.

Singkat cerita perjalanan karir saya cukup baik, walau tidak bisa dikatakan mulus. Namun berkat doa dan dukungan dari istri tercinta saya bisa melalui semuanya dengan baik. Sampai akhirnya saya diberi kesempatan oleh Allah untuk bekerja di Bandung, tinggal bersama istri dan anak-anak.

Sebagai pribadi, saya adalah orang suka bermimpi besar, memikirkan segala sesuatu dari sisi yang menyenangkan, tidak suka berpikir susah, cenderung melihat sesuatu dari gambaran besarnya saja. Sementara belahan jiwa saya memiliki karakter yang sebaliknya. Bagaikan ying dan yang kami dipersatukan dan saling melengkapi. Disitulah letak keindahannya, meski tak jarang ada ketegangan-ketegangan tersendiri. ^_^

Dalam perjalanan kehidupan rumah tangga, kami pernah mengalami kondisi-kondisi sulit, namun kami bersyukur kami masih saling berpegangan ketika menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Perasaan lega dan tangis haru menyeruak manakala kita melihat ke belakang, dan berhasil melalui kondisi-kondisi yang sulit tadi. Sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Intinya, memutuskan menikah berarti kita harus siap mengarungi kehidupan ini bersama-sama dengan pasangan kita. Susah-senang, sulit-lapang, sehat-sakit, dijalani bersama-sama tanpa kecuali. Jika salah satu dari kita memiliki pemikiran untuk berpisah dan tidak ingin lagi berpegangan tangan, maka wassalam. Kandaslah bahtera rumah tangganya.

Salam!

1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Mia. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 Juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah dia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan kehilangan Sety saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus