Senin, 11 Januari 2016

Si Dua Tahun Yang Menggemaskan

Memperhatikan tumbuh kembang anak ke-dua saya, Dz, sungguh amat mempesona.
Dz sekarang berusia 2 tahun 4 bulan.
Dalam kurun 1 bulan terakhir saya melihat beberapa perkembangan dalam dirinya yang cukup signifikan.
Apa sajakah itu?
  1. Trust / Kepercayaan diri terhadap orang lain atau lingkungan
    Saat ini Dz sudah lebih merasa aman terhadap keberadaan orang tua maupun orang lain di sekitarnya. Dulu pada saat masih berusia 1 tahun-an, Dz masih suka menangis jika bertemu orang baru, atau minimal selalu menyembunyikan kepala di balik tubuh ayah atau ibunya.
    Sekarang Dz tumbuh sebagai sosok anak yang ramah dengan lingkungannya, berani mendekati orang lain, dan bahkan menyapa dengan panggilan, "Kakek/Nenek, Ayah, Kakak bahkan Bayi." Perkembangan ini tentu sangat syukuri.
  2. Bahasa.
    Saat ini Dz berada pada fase sangat mudah meniru kata-kata yang diucapkan orang lain, seperti kata, "aduh, mau, mamah (makan), mimi (minum), bahaya, ai (air), jatuh, ketawa, dan lain sebagainya.
    Tak jarang ia menonton video iklan susu di youtube, memutar ulang dan meniru kata-katanya secara mandiri.
  3. Motorik
    Setelah melalui fase selalu ingin memanjat kursi maupun tangga, sekarang Dz berada pada fase gerakan yang lebih bisa diarahkan. Dia dapat mengikuti ajakan saya untuk berjalan keliling komplek, ke kamar mandi, atau sekedar berpindah dari lantai dasar ke lantai atas. Saat ini dia sedang suka mengetuk-ngetuk sapu lidi ke lantai, walhasil kemana pun dia pergi sapu lidi yang dia sebut 'bibi' ini tidak pernah lepas dari tangannya.

  4. Otonomi
    Saat ini Dz pun sudah mulai menampakkan kemandirian, salah satu yang nampak adalah dia dapat secara sukarela pergi tidur jika sudah merasa lelah bermain. Dalam hal bermain pun kini Dz sudah mampu menunjukkan minat dan keasyikan tersendiri terhadap permainan yang ia sukai, seperti bermain lidi, bermain lego, main kereta, dan nonton video pendek di youtube.

Dapat melihat proses tumbuh kembang anak, merupakan sebuah anugerah tersendiri bagi ayah seperti saya. Jika sebelumnya saya hanya mendapat informasi dari sang ibu, karena harus bekerja di kantor. Kini saya dapat melihatnya dengan mata kepala sendiri. Saya bersyukur karena telah mengambil keputusan untuk menjadi ayah penuh waktu dan berkontribusi secara nyata dalam proses tumbuh kembang anak-anak saya.

Semoga pengalaman ini dapat dialami oleh para ayah yang lain.

Salam!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar